Posts

Showing posts from November, 2012

Rindu

Ketika rindu datang menyelimuti Hanya imajinasi yang menghangatkannya Kini aku bermusuhan dengan kenyataan Aku anggap kamu ada, ketika kamu tak ada Aku anggap kamu sayang, ketika kamu tak sayang Aku anggap kamu merindu, ketika kamu tak rindu Melupakan tak akan mungkin Mengikhlaskan yang mungkin Mengenang masa lalu yang mungkin Menggambarkan masa depan yang tidak mungkin Waktu dan angin berlalu saja tanpa memikirkan Kau berlalu saja tanpa memikirkan Air yang menggenang ditempat yang sama kini sering ditemui di pelupuk mataku Terjatuh... Membawa beban rindu yang kini tidak tebendung lagi. Munkin begini caranya untuk mengikis batu rindu. Aku ingin menyayangimu tanpa kau harus menyayangiku Aku ingin kau ada Aku ingin kau nyata

Float - Sementara

Sementara Teduhlah, hatiku Tidak lagi jauh Belum saatnya kau jatuh Sementara Ingat lagi mimpi Juga janji-janji Jangan kau ingkari lagi Percayalah, hati Lebih dari ini pernah kita lalui Jangan henti disini Sementara Lupakanlah rindu Sadarlah, hatiku Hanya ada kau dan aku Dan sementara Akan ku karang cerita Tentang mimpi jadi nyata Untuk asa kita berdua Percayalah, hati Lebih dari ini pernah kita lalui Takkan lagi kita mesti jauh melangkah Nikmatilah lara Untuk sementara saja... Untuk sementara saja...

Bersyukur Atau Malah Takut?

Gw bingung, harusnya bersyukur atau takut? Malam ini gw ga bisa tidur. Akhirnya gw iseng cari-cari buku yang belum gw baca sepenuhnya. Gw mencari buku yang berbau motivasi-motivasi dan didalamnya pasti menyuruh kita untuk bersyukur. Apa yang memacu rasa syukur dan motivasi? Yaitu cobaan-cobaan dalam hidup yang kerap kali menimpa kita. Hal tersebut juga dapat menjadi suatu pecut agar manusia selalu berlari, sehingga mencapai tujuan lebih cepat dan pasti. Pertanyaannya adalah: apakah melulu harus selalu musibah / cobaan yang bisa menjadi sebuah pecut? Kalau seandainya gw udah bersyukur atas hidup gue, gimana dong? Kalau gue merasa hidup gw bahagia-bahagia aja, gimana dong? Masa gw malah minta sama Allah SWT untuk didatengin musibah? Engga toh? Atau mungkin kebahagiaan-kebahagiaan yg gw alami lah yang sebenarnya menjadi musibah? Atau malah yang lebih buruk lagi, musibah yang besar buat gw, masih tidur didalam gunung, dan tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti musibah tersebut akan

Pelukan Terakhir

Ya, pelukan terakhir... Pelukan terakhir ini termasuk sangat singkat bila dibandingkan dengan pelukan-pelukan yang sebelumnya kita alami. Tahukan kamu saat itu hatiku berdegup kencang? bukan grogi atau malu, tapi takut dan kalut. Kenapa? Karena aku, kamu, kita, tahu bahwa ini adalah pelukan terakhir. Pelukan itu... aku tidak ingat rasanya seperti apa. Semuanya salahmu! Karena tidak memperingatkan aku, si orang yang tidak mau pelukan itu adalah pelukan terakhir, atas pelukan yang ternyata adalah benar-benar pelukan terakhir. Pelukan itu seperti mengatakan "selamat tinggal.. Aku tidak akan kembali, karena bila ku kembali, semua kesakitan, keraguan dan ketidakpastian ini tidak akan terhenti. Aku harus pergi, demi kebaikan kamu dan kamu" Hatiku rasanya ingin meledak dan membeku. Rasanya, kebaikan yang terjadi bukanlah kebaikan yang sesungguhnya terbaik. Terbaik yang terjadi adalah terbaik yang bukan aku pikir terbaik. Kau adalah satu-satunya yang bertanggung jawab atas