Bayangkan sebuah sudut. Gelap. Kosong. Dikelilingi dinding hitam. Di situ ku berada, pesimis, tak ada harapan. Terang bulan tak ada, apalagi matahari, apalagi sinar cintamu. Nihil. Hatiku hampa. Tak beroksigen. Sunyi. Redup.
Apa kata si pembuat hati ketika kau berkata bahwa cinta tak pakai hati? Apa yang akan si pembuat hati lakukan padamu ketika kau berkata bahwa cinta hanya memakai otak? Jangan kau menanyakan alasan ku mencinta, ketika jawabannya akan sesulit apabila kau bertanya mengapa Tuhan ada. Ku tak tahu mana yang salah dalam cara ku mencintaimu, si pembuat hati yang membuat hati atau pengetahuan mu akan cara mencinta dan dicinta?