Posts

Si Gemini

Ketika air laut melepaskan debur ombaknya Ketika angin meninggalkan dinginnya Ketika pelangi menggantikan badainya Pelan-pelan rindu masuk Meninggalkan asanya yang tersirat k arena harapan datang membabi buta Namun tidak dengan realitanya Mencoba menyembuhkan diri dengan sibuknya waktu Entah mengapa engkau selalu berada Sekiranya untuk sekali ini saja untukku... harapan datang bersamaan dengan realita, rindu datang bersamaan dengan kehadiran sosoknya. Bisa kah?

Tolong dimengerti

Rasa cinta yang jatuh merupakan misteri terbesar.  Tak ada satuan pengamanan untuk mencari tahu keberadaannya, tak ada tim investigasi untuk mencari motifnya, t ak ada pengacara untuk melakukan pembelaan praduga tak bersalahnya, ta k ada dokter ahli dalam penyembuhannya. Namun ketika rasa cinta sudah lompat bebas jatuh dari batas jurang, siapa yang bisa disalahkan?  Kita. Lalu kita bisa menyalahkan siapa? Hati sendiri. Setega itu kah aku akan menyalahkan hati sendiri? Melihat hatiku, seperti melihat Jakarta. Keriuhan dan ketenangan menjadi satu. Terserah siapa yang mau riuh, terserah siapa yang mau tenang. Semua pada ruangannya masing-masing.  Ketika hatiku jatuh cinta, seperti melihat Jakarta dibanjiri air bah, seperti melihat Jakarta pada jam 5 sore sampai jam 7 malam, seperti melihat Jakarta krisis di bulan Mei tahun 1998. Semua yang riuh, semua yang tenang, berkolaborasi menjadi satu. Kacau balau. Semua panik. Butuh evakuasi. Seperti ingin mati saja.  Kalau sudah...

Shena sotoy ngomongin ibu-ibu

Sudah terlalu banyak calon-calon ibu disekitar gue yang kepengen melahirkan dengan cara yang "berbeda" dari biasanya. Mungkin ada kelebihan yang bisa diambil dari melahirkan-dengan-cara-yang-berbeda-itu bagi calon bayi dan ibunya.... Namun, ada kata2 teman saya yang bikin saya tergelitik sekali...  "NIH LAMA-LAMA CALON-CALON IBU SAKING PENGEN BEDANYA MELAHIRKAN DAN SAKING PENGENNYA JADI TOPIK IBU-IBU LAINNYA, NNTI ADA INOVASI TERBARU NIH = MELAHIRKAN DI LUMPUR TRUS ARI-ARINYA DIMAKAN. NTAR ADA HASHTAG #MUDLABOR #EATMYBABYLOTUS" Ini lucu sih. Tepuk tangan untuk teman2 saya yang skrg adalah ibu baru bagi anaknya. Perangnya lebih sadis. Sikut2an antara ibu "anak gue lebih ok", "cara ngedidik gue ke anak gw lebih ok", "pampers gue lebih ok", "susu gue lebih mahal". GOKIL. Gw pikir cuma terjadi di sinetron, ternyata ini KENYATAAN.  Ibu2 yang "gamau kalah" itu ga sadar, bahwa ada ibu2 lainnya diluar sana yang terny...

Rindu

Rindu seperti hutan mati Banyak yang peduli Namun enggan memasuki Sekali masuk, Lalu terjebak masa lalu Sekali keluar, Lukanya tak bisa dicekal Cahaya setitik menerangi semua Gelap sedikit menggelapkan semua

(Lagi)

Image
Aku sedang berada disaat pilihan menyapaku (lagi). Untuk mencinta (lagi) atau untuk memberikan kesempatan pada diri (lagi). Pintu mencinta lagi untuk sekarang tidak sulit, aku bisa saja masuk tanpa permisi. Untuk memberikan kesempatan pada diri (lagi), bagaikan jendela rongsokan yang sulit dibuka, engselnya mampet, kacanya keruh dan tralisnya rapuh. Rusak, karena sering dibuka tutup. Tidak mudah bagiku untuk memberikan kesempatan lagi pada diri: langkahku pernah berhasil masuk, tapi selalu gagal dibagian siku. Selalu mulut berbicara lebih tinggi dari perilaku. Alat bukti bagaikan makhluk ghaib, tidak pernah terlihat, namun banyak yang mengaku bersua. Bisa kah kali ini aku diberikan (lagi) kesempatan untuk diri, sebelum pintu untuk mencinta (lagi) tertutup rapat? Apa memang harus memberikan kesempatan untuk diri tanpa peduli akan pintu untuk mencinta (lagi)?  Ok, kalo itu maumu, shen. Tapi please, kali ini naik kelas kek!

Untuk yang ditinggalkan

Kamu terbaring sebelahku Aku berdiri sebelahmu Engkau tutup mata Aku buka mata Walau hati kita dekat Raga hanya beda selangkah Namun kutahu, kini kita beda dunia Selamat tinggal cinta Ku mulai merindukan kita Tertawa menangis bersama Kamulah yang aku lindungi Tapi aku bukan Tuhan Bersujud menagih harap Menangis merindu cinta Tertidur bermimpi asa Mengingat Engkau yg terkenang Selamat tinggal cinta

Catatan sore hari

Sudah biasa ku di pandang sebelah mata Sudah biasa ku di temani ketika diatas awan Lalu di injak ketika ku berada di bawah Ku Dipuja, berarti kosong Ku Dicela, berarti dengki Namun kelak lihatlah Aku yang kau kira tak bisa Ternyata mampu Kawan coba lah tulis kurangku Ku tahu, itu kan lebih banyak dari lebihku Mungkin kini tak tampak Tp nanti kau terbelalak