Bersyukurlah, Shena!

Rasa syukur buatku adalah kamuflase
Rasa syukur buatku adalah penundaan
Kamuflase dan penundaan dari apa?
Dari rasa kehampaan dan keputusasaan.


Ketika itu muncul kembali, maka senjataku adalah rasa syukur
Mencoba segala cara agar rasa syukur itu muncul
Mencari seluruh jalan agar rasa syukur dapat ku rasakan


Buatku itu adalah usaha sementara yang terbaik
Walaupun kedepannya, aku tak janji kehampaan & keputusasaan itu tak akan muncul kembali


Segala kemungkinan penilaian hadir dalam benak:
“Shen, hidup kamu sudah enak. Bersyukurlah!”
“Kamu sudah punya rumah yang sangat nyaman, keluarga & teman yang lengkap, serta cinta yang cukup dari mereka. Bersyukurlah!”


Aku tahu
Tahu sekali akan hal itu
Namun ada sebuah ruangan dalam hati yang kosong
Sekecil apapun ruangan kosong itu, kini dia berhasil menjadi pusat perhatianku, setelah sekian lama kehadirannya tidak ku anggap.


Hai, sudut hati kosong-ku!
Apa kabar?
Akhirnya kita bersua
Tidak akan lagi ku acuh padamu
Tidak akan lagi ku sangkal akan terkuaknya sosokmu yang sudah hadir dari dulu
Kini akan ku rawat dirimu, sebagai bentuk rasa syukur ku pada Yang Maha Esa


Intinya:
Shena, jangan stress. Jangan terlalu overthinking. Rawatlah hatimu! Bersyukurlah!

Comments

Popular posts from this blog

Febuari

Dewasa?

Dialog adalah Solusi (Meja Makan)