Posts

Showing posts from December, 2016

Rindu

Rindu seperti hutan mati Banyak yang peduli Namun enggan memasuki Sekali masuk, Lalu terjebak masa lalu Sekali keluar, Lukanya tak bisa dicekal Cahaya setitik menerangi semua Gelap sedikit menggelapkan semua

(Lagi)

Image
Aku sedang berada disaat pilihan menyapaku (lagi). Untuk mencinta (lagi) atau untuk memberikan kesempatan pada diri (lagi). Pintu mencinta lagi untuk sekarang tidak sulit, aku bisa saja masuk tanpa permisi. Untuk memberikan kesempatan pada diri (lagi), bagaikan jendela rongsokan yang sulit dibuka, engselnya mampet, kacanya keruh dan tralisnya rapuh. Rusak, karena sering dibuka tutup. Tidak mudah bagiku untuk memberikan kesempatan lagi pada diri: langkahku pernah berhasil masuk, tapi selalu gagal dibagian siku. Selalu mulut berbicara lebih tinggi dari perilaku. Alat bukti bagaikan makhluk ghaib, tidak pernah terlihat, namun banyak yang mengaku bersua. Bisa kah kali ini aku diberikan (lagi) kesempatan untuk diri, sebelum pintu untuk mencinta (lagi) tertutup rapat? Apa memang harus memberikan kesempatan untuk diri tanpa peduli akan pintu untuk mencinta (lagi)?  Ok, kalo itu maumu, shen. Tapi please, kali ini naik kelas kek!